PADANG, PERISTIWAONLINE.COM – Seorang siswi SDN 10 Durian Jantung, Padang Pariaman, Sumatera Barat (Sumbar), Aldelia Rahma (11) meninggal dunia usai tubuhnya mengalami luka bakar 80 persen. Hal itu terjadi ketika sedang bersih-bersih di sekolah.
Pada saat bersih-bersih di sekolah, Aldelia disuruh oleh gurunya untuk membakar sampah dengan seorang temanya.
Nahas saat itu badan Adelia ikut terbakar karena diduga disiram pertalite oleh temannya yang sama-sama membakar sampah.
Usai dirawat selama 4 bulan, Aldelia meninggal dunia di RSUP M Djamil Padang, pada Selasa (21/5/2024).
Kasus ini sebenarnya sudah terjadi sejak Februari 2024 lalu. Namun Aldelia menghembuskan nafas terakhirnya baru-baru ini dan kembali viral di media sosial.
Setelah Aldelia meninggal dunia, pihak keluarga melaporkan pelaku ke polisi. Saat ini laporan itu tengah diselidiki Polres Pariaman.
Kasat Reskrim Polres Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan laporan pihak keluarga korban telah diterima oleh pihaknya. Dia menyebut dari laporan tersebut pihaknya akan meminta keterangan beberapa saksi.
“Iya. Laporan keluarga Aldelia sudah masuk sejak Rabu (22/5) lalu. Sementara laporannya kepada teman korban yang diduga sebagai pelaku,” kata Iptu Rinto kepada wartawan, Jumat (24/5/2024).
Rinto mengatakan laporan tersebut dilayangkan pihak keluarga kepada terduga pelaku yang saat ini masih duduk di bangku kelas 4 SD.
Walau laporan tersebut hanya ditujukan kepada terduga pelaku, Rinto menyebut tidak menutup kemungkinan pemeriksaan terhadap pihak sekolah juga akan dilakukan Polres Pariaman dalam waktu dekat.
“Nanti dari penyelidikan bisa berkembang kepihak sekolah. Walau saat ini laporan pihak keluarga masih ke pelaku yang masih kelas 4 SD. Karena disitu pihak sekolah berpotensi ada kelalaiannya. Jadi nanti akan kami kembangkan,” jelasnya.
Kasat Reskrim mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil terduga pelaku dan saksi-saksi yang berasal dari teman korban berserta pihak sekolah. Pemanggilan itu untuk mengungkap kronologi kejadian.
“Kita akan memanggil saksi dulu, mungkin Senin depan akan kita panggil teman-teman korban yang mengetahui kejadian. Dan selain itu, kita akan memanggil pihak sekolah berserta 2 guru yang mengetahui kejadian itu,” ungkapnya.
“Untuk 2 guru ini, seharusnya dia yang mengawasi muridnya saat goro berlangsung. Sementara kedua guru ini berasal wali kelas dan guru olahraga korban,” sambungnya.
Selain itu Rinto pun belum bisa memastikan minyak yang diduga digunakan terduga pelaku untuk membakar korban. Dugaan awal merupakan minyak tanah.
“Untuk minyak yang digunakan terduga pelaku ini belum bisa kita pastikan. Karena dari pihak sekolah menyebut itu minyak tanah sisa pembakaran dulu yang terletak di ruangan sekolah,” bebernya.
“Sementara keterangan awal yang kita peroleh ada yang menyebut bensin, Pertalite dan Pertamax. Jadi perlu kita pastikan dulu. Sementara dugaan awal minyak tanah,” pungkasnya. (MAR)