Oleh: Saiful Huda Ems.
JAKARTA, PERISTIWAONLINE.COM
Sudahkah kalian lihat dan dengar pernyataan-pernyataan lugas dari analis militer yang paling top di Indonesia saat ini, yakni Dr. Connie Rahakundini Bakrie di berbagai podcast yang beredar di medsos?. Sangat menarik sekali apa-apa yang diterangkan soal dinamika politik nasional dan luar negeri.
Dr. Connie terlihat sangat cerdas dan lugas saat menghubungkan fenomena politik dalam negeri Indonesia dengan negara-negara luar bersama PBB nya.
Ini mengingatkan perjuangan saya bersama para senior politik saya di Jerman di pertengahan tahun 90 an, bahwa untuk “menghajar” Rezim Soeharto yang oteriter, kerap melanggar HAM dll, ketika itu, kita perlu dukungan politik dari luar negeri melalui organisasi PBB.
Sebab hanya dengan cara itu kita sebagai rakyat atau warga negara memiliki daya tawar tinggi terhadap penguasa (Rezim Soeharto) saat itu, hingga kita sebagai rakyat tidak akan diperlakukannya lagi secara sewenang-wenang.
Sedangkan untuk konteks politik dalam negeri saat ini, Rezim Jokowi haruslah lebih berhati-hati dalam memperlakukan rakyatnya, terlebih pada mereka yang kritis pada kebijakan Pemerintahan Jokowi.
Jika Rezim Jokowi sekali saja salah atau tergelincir ke dalam tindakan Abuse of Power atau penyalah gunaan kekuasaan, yang kemudian menjurus pada tindakan-tindakan seperti otoriterianisme, absolutisme dan militerisme, maka Rezim Jokowi akan dihajar bukan hanya oleh rakyatnya sendiri melalui gerakan people power, melainkan pula akan dihajar oleh PBB, dimana Indonesia sudah berpuluh-puluh tahun telah tergabung dalam salah satu negara anggotanya.
Pelarian modal (capital flight) atau pelarian investasi (investment flight), pengadilan rakyat jalanan (revolusi sosial) yang bisa saja berkembang menjadi Peradilan Mahkamah Internasional terhadap Rezim Jokowi yang melanggar HAM dan lain lainnya bisa sangat mungkin terjadi.
Olehnya, jika sudah bersepakat untuk memilih sebagai Negara Demokrasi, maka Pemerintah haruslah selalu berusaha mendengar dan mengapresiasi suara-suara kritis rakyatnya, agar Pemerintah dapat selalu terkontrol untuk tidak berbuat sewenang-wenang.
Connie Rahakundini Bakrie memang bukan hanya anggun orangnya, namun sangat anggun pula gagasan-gagasannya yang brilian. Harusnya bangsa Indonesia ini segera mendaulatnya sebagai Menteri Luar Negeri, hingga Indonesia lebih maju dan disegani dalam pergaulan internasionalnya.
Namun sayangnya kita semua sudah tau bukan, penguasa Indonesia saat ini bukanlah penguasa yang berpihak pada Kedaulatan Rakyat, melainkan lebih berpihak pada Kedaulatan Pemodal.
Suatu ketika saya pernah mendapatkan kabar dari salah seorang teman dekat saya yang ingin menjadi menteri, tiba-tiba beliau didatangi oleh beberapa orang yang mengaku sebagai anggota Tim Tujuh Istana. Ia meminta teman saya itu untuk menunjukkan saldo di rekeningnya, dan mau bersedia mengeluarkan uang berapa untuk menjadi calon menteri yang akan segera di acc oleh “Pak Lurah”. Gila bukan?…
Semoga orang-orang cerdas seperti Connie Rahakundini Bakrie yang sangat dibutuhkan oleh bangsa ini tidak mengalami nasib yang sama dengan teman saya itu, sebagai akibat dari krisis kepemimpinan ide, namun Connie kelak akan terangkat menjadi Menteri Luar Negeri dari pemimpin nasional yang baru yang jauh lebih dicintai oleh rakyatnya.
Siapakah dia pemimpin nasional yang dicintai oleh rakyatnya itu? Entahlah, yang jelas dia bukan Presiden Jokowi, juga bukan Prabowo.
Namun jikapun beliau adalah Pak Prabowo saya pikir seorang Connie Rahakundini Bakrie akan meminta Pak Prabowo persetujuan terlebih dahulu, untuk mengamankan dirinya dari Wapres Gibran Rakabuming Raka.
Wapres Gibran Rakabuming Raka yang sudah membuat PBB pun ikut menyorotinya, karena pelanggaran konstitusinya saat hendak menuju kursi Wapres melalui Palu Hakim Sang Paman di MK.
Ia telah melakukan tabrak lari konstitusi, hingga sebelum dilantikpun tabrak lari konstitusi ala Jokowi dan Gibran Rakabuming Raka sudah menjadi pergunjingan dunia internasional, dan membikin malu wajah terhormat Indonesia di pentas perpolitikan dunia…(SHE).
Senin 1 April 2024.
Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Sniper Politik Nasional.